ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP IKLAN BILLBOARD COCA COLA

 



  Dalam era digital billboarad masih menjadi suatu media iklan yang  masih efektif hingga saat ini. Seperti iklan billboard milik coca cola ini 

  Penelitian ini menggunakan analisis semiotika untuk mencari denotasi konotasi dan mitos dalam iklan billboard coca cola ini.

 

 

Latar belakang

 

   Billboard adalah salah satu strategi marketing yang berguna untuk membangun brand awareness produk sehingga meningkatkan ketertarikan pelanggan.Sebelum masifnya penggunaan strategi marketing digital seperti saat ini, para perusahaan menggunakan strategi pemasaran nya secara tradisional. Metode pemasaran seperti ini sudah banyak digunakan dan hasilnya pun memuaskan, sebab strategi ini dapat menjangkau banyak pemirsa lokal. Pemasaran tradisional mengacu pada semua bentuk pemasaran yang tidak menggunakan sistem online. Salah satu jenis pemasaran yang sering digunakan yaitu Billboard. Penggunaanya sebagai salah satu cara untuk menyampaikan pesan kepada audiens yang ditargetkan. Melansir dari Hubspot, Billboard masuk kedalam kategori Out-of-Home Advertising (OOH).  Iklan-iklan tersebut biasa tampil di luar ruangan, yakni di jalan tol, pinggir jalan hingga di sekitar gedung pusat perbelanjaan. Banyak jenis OOH yang berupa halte bus, wallscapes dan poster.  Berdasarkan pernyataan diatas, dapat didefinisikan bahwa billboard adalah media iklan pada luar ruangan tampil menggunakan media khusus, meliputi papan besi besar dengan gambar statis atau digital.  Iklan Billboard efektif membangun awareness suatu brand kepada audiens, terutama kepada masyarakat yang kerap menghabiskan waktunya di jalan. Karena area tersebut relatif sibuk dan dipenuhi oleh banyak orang, billboard cenderung memiliki jumlah views dan impressions yang tinggi dibandingkan metode marketing lainnyaAkan tetapi, diantaranya masih ada yang menganggap bahwa beriklan menggunakan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak modern dan juga mengganggu. Meskipun begitu, beriklan menggunakan billboard masih dianggap suatu strategi yang paling efektif.  Mengutip dari Hubspot, sekitar 82% audiens dapat mengingat  Out-of-Home Advertising yang mereka lihat bulan lalu. Data statistik tahun 2022 menunjukan bahwa 32% responden menyukai billboard, dan 9% sangat menyukainya.  Sebagai perbandingan, survei statistik berbeda menemukan bahwa iklan online mengganggu bagi 41% responden. Penelitian OOH Today mengatakan bahwa Out-of-Home Advertising menunjukan bahwa konsumen jauh dapat mengingat iklan yang berada pada billboard dibandingkan yang terdapat pada siaran televisi, streaming podcast, radio, iklan cetak dan juga iklan online. Data dari Out of Home Advertising Association of America mengatakan 79% dari pengiklan Top meningkatkan pengeluaran mereka pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut 32% melipatgandakan pengeluaran mereka. 27% diantaranya merupakan Out-of-Home Advertising teratas yang merupakan merek teknologi atau D2C. Saat ini terjadi peningkatan penggunaan iklan billboard digital. Per data statistik 2021, terdapat 350.000 billboard di Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut 9.600 merupakan iklan billboard digital. Konsumen yang melihat billboard digital tersebut banyak yang melakukan tindakan. Menurut data statistik 2020, 35% responden mengunjungi situs web yang diiklankan atau mencari secara online terkait iklan billboard digital tersebut. 20% nya merekomendasikan produk atau merek tersebut. 

 

Pendahuluan

 

Coca-Cola adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran dan mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola Company asal AtlantaGeorgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar The Coca-Cola Company sejak 27 Maret 1944). Awalnya dibuat sebagai obat paten saat ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton, Coca-Cola akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.Perusahaan ini memproduksi formula konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca-Cola berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak eksklusif dengan perusahaan ini memproduksi produk akhir dalam bentuk kaleng dan botol dari konsentrat tersebut, dicampur dengan air yang telah disaring dan pemanis. Pabrik-pabrik tersebut kemudian menjual, mendistribusikan, dan memasarkan Coca-Cola ke toko-toko eceran dan mesin penjaja. Coca-Cola Enterprises adalah contoh pabrik Coca-Cola, yang merupakan pabrik Coca-Cola terbesar di Amerika Utara dan Eropa Barat. The Coca-Cola Company juga menjual konsentrat untuk air mancur soda di sejumlah restoran besar dan distributor jasa makanan.The Coca-Cola Company juga pernah mengeluarkan minuman cola lain dengan merek Coke, yang paling umum adalah Diet Coke, kemudian Caffeine-Free Coca-Cola, Diet Coke Caffeine-Free, Coca-Cola CherryCoca-Cola Zero SugarCoca-Cola Vanilla, dan beberapa versi khusus berperisa lemon, jeruk nipis atau kopi.

 

John Styth Pemberton merupakan seorang eks-kolonel tentara Konfederasi Amerika yang menderita kecanduan morfin demi mengurangi rasa sakit akibat luka yang didapatnya saat Perang Saudara Amerika. Pria yang kemudian menekuni dunia farmasi ini berusaha mencari resep obat untuk mengurangi kecanduannya tersebut.[2] Mulanya John berhasil meracik minuman wine bernama "Pemberton's French Wine Coca";[3][4][5][6] namun karena di tahun selanjutnya kota tempat tinggalnya, Atlanta memberlakukan pelarangan alkohol, lahirlah Coca-Cola yang kita kenal sekarang ini.

 

 

Analisis semiotika

 

   Analisis semiotik merupakan teknik analisis data kualitatif yang bertujuan untuk menemukan atau menganalisis simbol atau tanda dalam teks dengan sistematis. Semiotik dikenal dengan istilah tanda, yaitu sesuatu yang menggambarkan sesuatu yang lain.Terdapat dua macam tanda yaitu berupa ekspresi seperti kata, suara, simbol, dsb dan macam lainnya yaitu berupa konten. Terdapat beberapa contoh penerapan teknik ini seperti analisis semiotika pada media massa, analisis semiotika pada film, dan analisis semiotika pada musik.

 

Analisis semiotika pada iklan billboard coca cola


 



 












makna detonasi

makna detonasi dari ikla ini ialah “zero sugar” Dimana di varian coca cola yang ada di billboard memang tidak memakai gula tetapi tetapi masih terasa manis karena menggunakan pemanis buatan yang disebut aspartam dan acesulfame potassium. Pemanis ini sangat manis, bahkan lebih manis daripada gula biasa, sehingga hanya sedikit yang dibutuhkan untuk memberikan rasa manis pada minuman

 

makna konotasi

makna konotasi dari iklan billboard coca cola diatas ialah contain delicious atau Bahasa indonesianya mengandung kelezatan, karena jika dilihat dari tabel kandungan bahan di coca cola tidak ada bahan yang Bernama delicious. Karena sejatinya arti dari kalimat itu ialah coca cola terasa lezat

 

mitos

mengonsumsi aspartam dan acesulfame potassiumbesar resiko mendapat kanker. Nyatanya IARC mengklasifikasi adanya potensi kanker, khususnya kanker hati yang disebabkan karena konsumsi aspartam yang berlebih. Selain itu JECFA menyatakan bahwa konsumsi aspartam 40 mg/ kg berat badan adalah batas aman yang dapat dikonsumsi manusia. Misalnya, sekaleng minuman diet yang mengandung 200 atau 300 mg aspartam, orang dewasa dengan berat badan 70 kg dapat mengonsumsi 9 sampai 14 kaleng perhari, dengan asumsi tidak ada asupan aspartam dari sumber makanan lainnya. Yang mana orang normal rata2 hanya meminum 1 sampai 3 kaleng per hari

 

referensi

https://mediaindonesia.com/humaniora/597089/ini-batasan-konsumsi-pemanis-aspartam-per-hari-agar-tak-berisiko-kanker-menurut-who

https://id.wikipedia.org/wiki/Coca-Cola

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fdigitaliconic.co.id%2F7-cara-membuat-billboard-yang-membawa-kegembiraan%2F&psig=AOvVaw0UHVq7nhKlYOwgIoGoeow-&ust=1714536127688000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBIQjRxqFwoTCMCWr_iG6YUDFQAAAAAdAAAAABAb

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis semiotika pada poster film your name

literarture review jurnal

penelitian terkait perkembangan sepak bola dunia